Macet
Macet! Anda pasti langsung terbayang jalanan yang penuh dengan
berbagai jenis kendaraan yang malang melintang tak beraturan. Yah,
memang kemacetan adalah hal yang wajar terjadi di negara berkembang
seperti Indonesia, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana kebijakan yang
harus di adakan untuk menyikapinya. Pada dasarnya kemacetan terjadi
karena mobilitas urban dan commuter yang terlalu tinggi tetapi tidak di
imbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai.dan kalau kita tarik
lagi dari akar permasalahan ini, maka kita akan bisa menarik kesimpulan
bahwa masalah macet tak bisa di lepaskan dengan masalah urban.
Dan sekarang anda tentu berpikir, mengapa di Indonesia terjadi eksodus urban yang besar besaran ke kota kota besar dan menjadi pusat pemerintahan. Dan sudah pasti, jawabanya adalah masalah kesejahteraan yang sulit di dapatkan di daerah asal urban itu sendiri. Sehingga sampai kapanpun masalah kemacetan akan menjadi masalah selama pemerataan kesejahteraan belum tercapai. Dan apabila tidak segera di tangani maka suatu saat nanti akan terjadi stagnasi yang luar biasa di kota kota besar seperti di Jakarta.
Dan sekarang anda tentu berpikir, mengapa di Indonesia terjadi eksodus urban yang besar besaran ke kota kota besar dan menjadi pusat pemerintahan. Dan sudah pasti, jawabanya adalah masalah kesejahteraan yang sulit di dapatkan di daerah asal urban itu sendiri. Sehingga sampai kapanpun masalah kemacetan akan menjadi masalah selama pemerataan kesejahteraan belum tercapai. Dan apabila tidak segera di tangani maka suatu saat nanti akan terjadi stagnasi yang luar biasa di kota kota besar seperti di Jakarta.
Polarisasi perputaran uang juga mendasari fenomena ini. Anda dapat
bayangkan, apabila 90 % perputaran Uang masih ngendon di Jakarta, maka
alangkah sulitnya untuk mendapat 10% sisanya yang tersebar di berbagai
daerah, sedangkan kebijakan harga kadang tidak selalu bisa mengikuti
persentase perputaran uang, dan sudah barang tentu gejolak pasar akan
meledak tak terelakkan. Hal inilah yang membuat orang rela ber gembel
gembel ria di kota besar asalkan setiap harinya Mereka dapat
mengumpulkan beberapa lembar rupiah yang notabene asalkan dapur Mereka
tetap bisa ngebul.
Gaya hidup yang cenderung ke-ndoro–an, juga membuat orang malas
berjalan dan berpanas panasan meskipun hanya untuk sekedar makan siang
dari satu gedung ke restoran yang berada di gedung lainnya. Kita bisa
lihat, jalan raya pasti akan di padati tatkala jam-jam menjelang makan
siang dan makan malam. Hal ini dilakukan oleh ribuan orang di kota kota
besar dan sudah menjadi gaya hidup yang lebih sering kita sebut kaum
hedonis.
Besaran pajak untuk kendaraan juga di nilai terlalu kecil apabila di
bandingkan sarana yang harus di sediakan untuk kendaraan itu sendiri.
Estimasi itu bisa kita dapatkan secara hitungan kasar. Pajak sebuah
mobil pertahun jauh di bawah biaya sarana yang harus di bangun untuk
mobil itu selama setahun. Belum lagi, itu tidak termasuk oknum oknum
penunggak pajak, dan manipulasi data serta besarnya pajak yang di
korupsi oleh oknum terkait.