Indonesia Jauh dari Krisis Global
Kewaspadaan akan perekonomian global yang memburuk memang menjadi fokus
Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun di sisi lain, jika benar krisis
Eropa terjadi, dunia masih mengakui ekonomi Indonesia tetap tumbuh
dengan baik, dan tidak terlalu berdampak pada guncangan global.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bagus. Malah dalam pertemuan G20
kemarin diakui, bahwa diantara negara-negara besar dalam platform
tersebut, ekonomi Indonesia merupakan salah satu ekonomi yang tumbuh
dengan baik," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di kantornya akhir
pekan ini.
Memang realisasi investasi di triwulan III-2011 mencatat pertumbuhan.
Namun persentasernya jika dibandingkan triwulan sebelumnya, sedikit
menurun. Apakah ini mengindikasi realisasi investasi dari luar negeri
mandek? "Ooo..mungkin saja. Tapi saya rasa nanti akan dilihat lagi,
negara mana saja yang akan terlihat kualitas pertumbuhannya. Baik tidak
prospeknya, dan kemudian (investor) akan melakukan investasi kembali ke
Indonesia," jelas Agus.
Pekerjaan internal yang terus dilakukan Kemenkeu, agar investor tidak
lari dari Indonesia adalah perbaikan regulasi serta memperbaiki iklim
usaha dalam negeri. "Kita harap begitu (kembali), tapi kita harus jaga
ekonomi kita dengan reform di bidang regulasi," tegas Agus. Agus pun
meyakini, investor portofolio yang telah keluar dan menjual surat
berharganya kini menyesal. Pasalnya, harga Surat Berharga Negara (SUN)
yang kala itu mereka jual, telah kembali bahkan dengan harga jauh lebih
tinggi. "Investor yang ikut keluar pada tanggal 15 sampai 30 September
mungkin sekarang agak menyesal," tuturnya.
Sebelumnya, Agus memang mengkhawatirkan ekonomi global yang semakin
memburuk. Hasil pertemuannnya dengan negara G20 di Paris beberapa waktu
lalu menyimpulkan pertumbuhan ekonomi negara maju diprediksi turun
menjadi 1,5%. Ini berimbas pada pertumbuhan ekonomi dunia yang terkoresi
dari 4,4% menjadi hanya 4%.